"Sebelum usia 6 tahun, anak tidak boleh sampai kekurangan nutrisi apalagi kekurangan AA dan DHA yang penting untuk otak. AA dan DHA adalah jenis asam amino yang dapat diperoleh dari protein yang terkandung dalam ikan dan telur," kata dr. H. Tb. Rachmat Sentika, SpA, MARS, Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam seminar 'Aku Anak Sehat' oleh Tupperware, Rabu (23/5/2012).
Ikatan Dokter Anak Indonesia melakukan penelitian terhadap beberapa jenis jajanan anak yang dipasarkan di sekitar sekolah, sekitar 68 persen dari sampel yang diperiksa mengandung zat pewarna rhodamin yang seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil.
Selain itu, sekitar sepertiga dari gorengan yang dijajakan oleh pedagang di pinggir jalan mengandung polivinil klorida dan zat aditif lainnya yang bertujuan sebagai pengawet dan perasa makanan serta memberi warna yang menarik.
Sekarang ini ada sekitar sepertiga dari anak Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rata akibat pengaruh buruk lingkungan dan pola jajan yang tidak sehat.
Menurut data UNDP, selama 5 tahun belakangan ini telah banyak anak Indonesia yang tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar karena otak anak tidak mampu menerima pelajaran dengan baik.
Salah satu cara yang perlu dilakukan oleh orangtua untuk mencegah kemungkinan buruk tersebut adalah dengan menerapkan kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
Anak yang tidak sarapan, akan merasa lapar ketika jam istirahat dan memilih untuk jajan di sekolah. Bawakan juga bekal makan siang untuk anak Anda untuk membatasi kebiasaan jajan anak.
Jika anak terus dibiarkan jajan sembarangan sejak kecil, maka tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan protein yang sehat untuk perkembangan otak.